Blunder Sikap dan Pernyataan Isran Noor di Pilgub Kaltim
Oleh: Herman A. Hasan (Forum Satunusa)
DALAM memanasnya kontestasi Pilgub Kalimantan Timur (Kaltim), perhatian publik tertuju pada berbagai pernyataan dan sikap politik calon-calon gubernur. Salah satu yang menjadi sorotan adalah calon petahana, Isran Noor. Meski berpengalaman memimpin Kaltim, Isran belakangan ini justru sering kali lebih banyak terjebak dalam narasi yang menyudutkan pesaingnya, Rudy Mas’ud, alih-alih memaparkan program kerjanya secara konkret. Meski jarang menyebut nama secara langsung, publik dapat menangkap bahwa berbagai sindiran yang dilontarkan Isran kerap diarahkan kepada Rudy Mas’ud.
Isran Noor tampaknya memilih strategi menyerang lawan politiknya untuk meredam popularitas Rudy. Dalam beberapa kesempatan, Isran menyinggung soal ‘pemimpin yang tidak berpengalaman’ atau menuduh adanya ‘politik uang’ dan politik dinasty di balik salah satu calon. Namun, strategi ini justru terlihat sebagai blunder besar bagi seorang petahana. Publik Kaltim yang sedang menanti program konkret untuk pembangunan daerah tidak mendapat apa-apa selain narasi negatif yang kurang substansial.
Berbeda jauh dengan Isran, Rudy Mas’ud justru terlihat lebih elegan dan santai dalam menarik simpati masyarakat. Rudy tidak terjebak dalam permainan sindiran atau tuduhan tanpa bukti yang dilontarkan Isran. Ketika Isran sibuk menyudutkannya dengan narasi yang kurang konstruktif, Rudy memilih untuk fokus pada kampanye positif. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan basis pemilih, Rudy lebih memilih menawarkan solusi nyata melalui program-program unggulannya.
Sikap ini memperlihatkan perbedaan yang signifikan antara kedua kandidat. Rudy Mas’ud tidak lantas terpancing dengan ucapan lawan politiknya. Sebaliknya, ia memilih untuk tidak menanggapi secara langsung tuduhan-tuduhan tersebut. Pendekatan ini membuat Rudy semakin terlihat sebagai figur yang tenang, fokus, dan berkomitmen untuk membangun Kaltim dengan visi yang jelas. Dengan memberikan solusi kepada masyarakat dan memaparkan program-program yang relevan, Rudy berhasil menarik simpati tanpa harus terjebak dalam permainan politik negatif.
Sikap Isran yang lebih sering menyerang lawannya daripada menyampaikan program kerja justru memperburuk citranya sebagai calon gubernur. Masyarakat Kaltim tentu mengharapkan para calon pemimpin mereka hadir dengan ide-ide besar dan inovatif untuk menghadapi tantangan daerah ke depan, bukan sekadar menyalahkan lawan.
Sementara itu, Rudy Mas’ud dengan kampanye positifnya telah memberikan contoh bagaimana seharusnya seorang calon gubernur berkomunikasi dengan masyarakat: berbasis solusi, bukan sindiran. (*)